fundtastic_QbASh58zWONpXduy9RDv-1643294794.jpg
KEUANGAN 27 January 2022

Ingin Sukses Berinvestasi? Lakukan Strategi Ini!


Apabila seseorang tidak memiliki kemampuan dan ketrampilan layaknya seorang investor profesional, disarankan mereka berinvestasi secara pasif. Salah satu strategi yang disarankan oleh banyak investor kawakan, termasuk Warren Buffett, adalah Dollar Cost Averaging.

Di awal tahun 2022 ini, kita ditakuti lagi dengan munculnya varian-varian baru dari Covid-19. Pasar investasi juga bereaksi, meskipun tidak menunjukkan volatilitas setinggi awal masa pandemi. Sebagai langkah berinvestasi yang bijak, apakah kita akan segera keluar dari market dengan panic selling, atau tetap tenang dan keep Dollar Cost Averaging?

Untuk yang belum kenal dengan konsep Dollar Cost Averaging (DCA), ini merupakan strategi berinvestasi dengan cara menabung secara rutin setiap periode waktu, biasanya bulanan atau mingguan, pada produk instrumen investasi, seperti reksa dana, dengan besaran nominal serupa. 

Strategi DCA dilakukan dalam periode tertentu tanpa harus melakukan prediksi momen terbaik untuk berinvestasi atau bereaksi terhadap situasi pasar.


Siapa yang Cocok Menerapkan DCA?

Jika Anda tidak mempunyai banyak waktu luang atau enggan mempelajari keadaan market secara berkala, Anda termasuk seorang investor pasif yang paling cocok mengaplikasikan strategi DCA. Para investor pasif menyisihkan uangnya untuk diinvestasikan agar mampu membangun kekayaan secara berkelanjutan dalam jangka panjang, bukan untuk jadi trader dadakan.

Dalam artikel ini, Anda akan temukan bagaimana strategi DCA akan bermanfaat bagi siapapun saat berinvestasi. 


Strategi DCA Berdasarkan Kondisi Pasar

Strategi Dollar Cost Averaging mengeliminasi sisi emosional dalam pengambilan keputusan berinvestasi sebagai reaksi dari naik atau turunnya grafik di pasar. 

Perhatikan 3 contoh grafik pertumbuhan nilai produk reksa dana di bawah ini dan amati bahwa ketiganya mempunyai pergerakan pasar yang berbeda, sehingga sangat sulit untuk secara spesifik menentukan mana yang memberikan keuntungan yang terbaik.


                                 

                a. Naik dan Stabil                     b. Fluktuatif                            c. Sideways 

               Proses investasi masing-masing dilakukan dalam kurun waktu 10 bulan.


1. Reksa Dana Pasar Uang  (Naik dan Stabil)

Jika dilihat dari perkembangan grafik, mungkin Anda akan memilih Reksa Dana Pasar Uang karena secara perlahan naik dan berakhir stabil. Setiap Anda membeli Reksa Dana Pasar Uang, nilainya naik di bulan berikutnya dan seterusnya demikian hingga stabil di 3 bulan terakhir.


2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fluktuatif)

Pada Reksa Dana Pendapatan Tetap, Anda akan menikmati pertumbuhan nilai di 3 periode awal tapi kemudian anjlok terus meskipun naik kembali di 3 bulan terakhir tapi tidak ke level yang tertinggi.


3. Reksa Dana Campuran atau Saham (Sideways)

Pertumbuhan nilai Reksa Dana Campuran atau Saham mengalami sideways dalam 3 bulan pertama Anda masuk market, tapi kemudian mengalami anjlok di pertengahan waktu, lalu naik lagi dan pada bulan ke-10 bernilai sama seperti bulan pertama.

Ketiga reksa dana tersebut mampu memberikan keuntungan, hanya kalau Anda tidak melakukan panic selling ketika reksa dana Anda mengalami volatilitas, terutama ketika sedang anjlok. 

Bahkan, dengan menerapkan DCA, Anda mampu memperoleh jumlah unit yang lebih besar dengan harga yang lebih murah pada reksa dana Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Campuran atau Saham. 

Dengan grafik seperti Reksa Dana Pasar Uang, Anda akan membeli lebih sedikit unit di tiap bulannya karena nilainya yang terus bertambah. Kenyataannya, sangat jarang ditemukan investasi apa pun yang memiliki pertumbuhan nilai seperti grafik Reksa Dana Pasar Uang. 

Tantangan yang harus Anda tangani untuk mendapatkan keuntungan maksimal pada investasi yang fluktuatif seperti Reksa Dana Pendapatan Tetap & Reksa Dana Campuran/Saham adalah menahan diri dari bertindak emosional ketika mengalami anjlok dan tetap bersabar dalam waktu lebih lama menunggu investasi Anda kembali bangkit. 

Di sini lah strategi Dollar Cost Averaging akan menyelamatkan investasi Anda. Anda terhindar dari bereaksi emosional dan tetap menjalankan rutin berinvestasi seraya tiba waktunya nilai reksa dana Anda menunjukkan pertumbuhan.


Keuntungan Menerapkan Strategi DCA

Strategi DCA bukanlah hal yang baru, bahkan milyarder investasi legendaris, Warren Buffett, sudah lama menganjurkan para investor untuk menerapkannya. Berikut adalah alasan mengapa Anda juga harus melakukan Dollar Cost Averaging:


1. Memperoleh Banyak Unit Portofolio

Sebetulnya, kondisi pasar yang melemah adalah kesempatan yang bagus untuk berinvestasi. Gunakan momen ini untuk dapatkan lebih banyak unit di portofolio reksa dana Anda. Dengan DCA, Anda membelinya dengan nominal dana yang tetap sama dengan harga  lebih murah.


2. Menstabilkan Emosi Saat Berinvestasi

Kestabilan emosi merupakan hal esensial yang wajib dimiliki para investor saat berinvestasi. Mengalami kerugian adalah momok menakutkan yang jika dialami investor, sehingga tindakan impulsif dengan keluar dari market terjadi. Strategi DCA mengarahkan Anda untuk tidak emosional terhadap kondisi pasar agar tetap terus berinvestasi.


3. Melatih Kedisiplinan

Hambatan saat berinvestasi, terutama dalam investasi jangka panjang, adalah tetap termotivasi. Dengan menerapkan strategi DCA, secara otomatis Anda menjadi disiplin berinvestasi pada waktu dan dengan nominal yang sama.

 

Ayo rencanakan untuk meraih Misi Keuangan dan terapkan strategi DCA ke dalam perjalanan investasi Anda. Dalam aplikasi FUNDtastic, tersedia beragam rekomendasi produk investasi reksa dana terkurasi dan Anda pun bisa melakukan konsultasi bersama dengan Perencana Keuangan Tersertifikasi (CFP) kami. Ikuti akun media sosial kami untuk ketahui informasi terbaru mengenai FUNDtastic.

Yuk, tunggu apa lagi? Terapkan strategi Dollar Cost Averaging dalam berinvestasi reksa dana bersama FUNDtastic dan raih Misi Keuangan Anda!

investasi, reksa dana, emas, FUNDtastic, misi keuangan, pertumbuhan kekayaan, perencana kekayaan, aplikasi investasi, dollar cost averaging.