Belajar-SMART.jpg
KEUANGAN 06 August 2020

Belajar SMART dalam Menentukan Tujuan Keuangan


Hi, FUNDpeople!

Tak terasa sudah akhir bulan. Bagaimana perkembangan tabungan dan investasimu? Atau jangan-jangan kamu belum memulainya hingga saat ini?

Tenang, kamu tidak sendiri. Kebanyakan dari kita seringkali masih menggunakan pendapatan kita untuk berburu promo dan gaya hidup. Tetapi, jangan sampai kamu menyesal nantinya, FUNDpeople. Hidupmu belum tentu hanya hari ini, bagaimana dengan besok dan masa depanmu?

Kali ini, kita akan belajar untuk menentukan tujuan keuangan yang SMART. Ya, kita tau bahwa SMART artinya pintar, cerdas, atau bijak. Betul bahwa dalam menentukan tujuan keuangan dalam hidup kita, perlu pemikiran dan tindakan yang SMART agar proses mencapai tujuan keuangan tersebut dalam terlaksana dengan baik. Pada akhirnya, proses yang baik akan membawa kita pada tujuan keuangan dengan cara menyenangkan.

Lalu, bagaimana kita menentukan tujuan keuangan yang SMART? Yuk, cari tau teknik SMART dalam menentukan tujuan keuangan berikut ini. 

S IS FOR SPECIFIC

Dalam menentukan tujuan keuangan, kamu perlu menentukan semuanya sampai tuntas, jangan setengah-setengah. Kamu harus tau dan paham bagaimana gambaran tujuan keuangan yang ingin kamu capai. Tanpa gambaran yang jelas, maka tujuan keuanganmu akan menjadi sia-sia dan tidak maksimal. 

Selain itu, kamu juga akan kehilangan motivasi bila tidak menentukan tujuan keuangan yang spesifik. Seperti contoh, saya ingin sebuah apartemen full furnished dengan 2 kamar tidur di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Apartemen tersebut harus memiliki fasilitas lengkap, seperti kolam renang, pusat kebugaran, fasilitas bermain anak, keamanan, supermarket, dan ATM center. Dengan gambaran tujuan keuangan yang jelas, maka kamu akan lebih termotivasi dan ingin segera mewujudkan hal tersebut.

THE GOALS SHOULD BE MEASURABLE 

Tahapan selanjutnya adalah menentukan tujuan keuangan yang terukur. Ukuran yang dapat ditentukan ada berbagai macam, seperti dari sisi finansial, sisi penggunaan, dan sebagainya. Kenapa harus terukur?

Tujuannya untuk mengetahui kenyataan dari tujuan keuangan tersebut agar dapat terpenuhi. Seperti contoh apartemen 2 kamar tidur di daerah Kuningan tadi. Setelah kita melakukan survei, diketahui bahwa harga apartemen tersebut 5 miliar dengan perkiraan maintenance kurang lebih 50 juta per tahun. Tetapi, dengan memiliki apartemen ini, kita tidak perlu menumpang orang tua lagi, dapat menghemat biaya transportasi hingga 3 juta per bulan, dapat disewakan dengan kisaran return 10% per tahun, dan secara jasmani dapat lebih produktif sehari-harinya.

WHAT IS A? A IS ACHIEVABLE!

Tujuan keuangan sudah seharusnya dapat kita capai. Bila dikejar-kejar dengan cara apapun tetapi tidak mungkin dicapai, pasti akan sia-sia. Kita bahas lagi contoh sebelumnya. Setelah survei, ternyata tidak memungkinkan untuk membeli apartemen dengan cicilan bulanan 15 juta. Sudah menyesuaikan budget hingga sehemat-hematnya, masih tidak mungkin terpenuhi karena budget hanya 8 juta. Sudah coba cek Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), ternyata masih tidak mungkin karena mentok di 12 juta. 

Inilah kenapa, kamu perlu memeriksa kondisi keuangan saat menentukan tujuan keuanganmu. Sebenarnya, bisa saja apartemen tersebut tetap terpenuhi bila kamu menambah rentang waktu terwujudnya tujuan tersebut. Mungkin dengan kamu berinvestasi terlebih dahulu sembari mencari pendapatan tambahan, tujuan tersebut menjadi lebih mudah untuk diraih. 

BE REALISTIC, GUYS! 

Sudah ada 3 tahapan, yakni Specific, Measurable, Achievable. Selanjutnya, apa? Realistis. 

Menurut kalian, apakah seseorang dengan budget saat ini 8 juta per bulan masih memungkinkan untuk mencapai pembelian apartemen yang dia inginkan dengan anggaran cicilan 15 juta per bulan? Tentu saja masih mungkin. Dia masih dapat mengupayakan beberapa cara, seperti mencari pendapatan tambahan, menambah rentang waktu realisasi tujuan tersebut, maupun tetap membeli apartemen tersebut dan langsung menyewakannya seharga 15 juta per bulan (asumsi budget 8 juta diinvestasikan untuk tujuan keuangan lain + 15 juta untuk menambah cicilan dan tabungan maintenance). 

Beda halnya bila seseorang dengan budget 8 juta malah menginginkan apartemen mewah di pusat ibukota dengan fasilitas lengkap dan eksklusif, yang mana cicilan bulanannya 50 juta. Tentu saja dengan kondisi keuangan sekarang akan semakin dipaksakan, bahkan dapat dikatakan tidak realistis dan tidak dapat diraih. 

TIMEABLE! THE CLOCK IS TICKING! 

Terakhir dan tak terlupa, waktu! Waktu adalah hal yang paling penting di segala aspek keuangan pribadi, termasuk tujuan keuanganmu. Tanpa menentukan waktu yang jelas, kamu akan dengan mudahnya terbuai dengan alasan “nanti-nanti aja”. 

Selain itu, waktu menentukan berapa anggaran yang harus kamu persiapkan untuk tujuan keuangan tersebut. Misalnya, kamu akan DP apartemen tadi senilai 100 juta. Bila kamu akan mengambil dalam waktu dekat, maka kamu harus sudah siap dengan tabungan 100 juta. Sedangkan, bila kamu akan DP dalam waktu 3 tahun, maka kamu dapat menentukan apakah mau dimasukan ke dalam reksa dana pasar uang dengan return tahunan 6% atau reksa dana pendapatan tetap dengan return tahunan 8%. 

Beda halnya bila kamu tidak menentukan waktu, bisa-bisa kamu malah terbuai dengan promo konsumtif dan tertarik untuk mengambil cicilan instan yang akhirnya memberatkan keuangan bulananmu.

*

Nah, apakah kamu sudah paham dalam menentukan tujuan keuangan yang SMART? Coba kamu baca sekali lagi dari S-M-A-R-T dan mulai menuliskan tujuan keuangan yang sesuai. Butuh bantuan? Coba KONSULTASI bareng dokter keuanganmu dan diskusikan tujuan keuangan yang SMART. Jangan nanti-nanti, the clock is ticking!